Palang Merah
Indonesia (PMI) Grobogan
memiliki 78-an sukarelawan yang tergabung dalam Korps Sukarela (KSR) yang siaga dalam penanganan
evakuasi jenazah dalam berbagai musibah. Mereka hadir untuk memanusiakan
manusia meskipun sudah menjadi mayat atau jenazah.
Seperti yang
dilakukan Ahmad Dulrokhim, 24, salah seorang anggota KSR PMI Grobogan. Kesehariannya,
laki-laki yang akrab disapa Dulrokhim bergelut dengan dunia pertolongan
pertama.
Pemuda asal Dukuh Tanjungan,
Desa Ngembak, Purwodadi, Grobogan, aktif sebagai sukarelawan PMI sejak 2012
lalu. Sebelum menjadi sukarelawan, Dulrokhim sudah mendapatkan bekal berupa
pelatihan-pelatihan untuk menjadi bagian dari KSR PMI.
“Menjadi sukarelawan itu harus niat, yakni niat untuk membantu orang yang membutuhkan pertolongan dengan ikhlas tanpa harapan imbalan apa pun. Pengalaman saya menjadi sukarelawan PMI sedikit banyak membuat saya mengerti arti kemanusiaan dalam memanusiakan manusia meskipun sudah menjadi mayat dalam musibah bencana alam atau kecelakaan,” ujar Dul saat berbincang dengan mapag.com lewat Whatsapp, Minggu (10/12/2023).
Setiap 26 Desember,
Hari Sukarelawan PMI diperingati. Di Grobogan tidak ada acara khusus untuk
memeringati Hari Sukarelawan PMI itu.
Dulrokhim dan
teman-temannya pun beraktivitas seperti biasa. Dulrokhim berkisah tentang
beberapa pengalamannya saat evakuasi korban meninggal dunia.
Dul sering kali
mengevakuasi korban kecelakaan lalu lintas dengan kondisi korban yang masih
utuh maupun korban yang sudah tidak utuh tetapi menjadi bagian-bagian organ
tubuh yang tercecer, seperti kecelakaan
kereta api (KA).
“Bukan hanya itu.
Mengevakuasi jenazah yang meninggal dunia beberapa hari pun harus dilakukan,
bahkan ada korban yang tinggal kerangka saja. Kami mengevakuasi jenazah itu
dengan SOP [standar operasional prosedur] yang sudah dimiliki sejak awal
menjadi sukarelawan. Apa pun bentuk dan kondisi jenazah, kami harus
memperlakukan jenazah dengan baik, dengan etika, sebagai bentuk penghormatan
memanusiakan manusia,” jelas Dul.
Ia masih ingat
saat evakuasi
korban kecelakaan lalu lintas dengan jumlah korban tiga orang yang
masih di dalam kendaraan dan dalam kondisi terjepit. Dul harus mengevakuasi
tiga orang yang sudah meninggal dunia itu tetapi juga harus berpikir untuk
keselamatannya sendiri. Ia harus memastikan kendaraan yang ringsek itu tersebut
dalam keadaan aman saat dilakukan evakuasi jenazah.
“Penguasaan mental
dalam menolong jenazah itu berpengaruh. Belum lagi ketika dihadapkan pada
kondisi bencana alam, kami harus siap secara fisik dan mental. Menjadi
sukarelawan itu adalah kepuasan, yakni kepuasan dalam diri bahwa kita bisa
membantu orang lain dan membuat orang lain tersenyum. Menjadi sukarelawan itu
pengabdian kepada kemanusiaan,” katanya.
0 comments:
Posting Komentar