iklan

iklan

Selasa, 07 November 2017

Peran PMI di Balik Suksesnya Upacara Pengibaran Bendera HUT RI




Peran PMI di Balik Suksesnya
Upacara Pengibaran Bendera HUT RI


Peran tim kesehatan PMI (Palang Merah Indonesia) dalam rangka suksesi upacara bendera tiap tahunnya cukup besar.

Tidak hanya menangani pertolongan pertama pada peserta yang cidera maupun sakit ringan, tak jarang, para tim PMI ini harus angkat-junjung peserta yang pingsan kepanasan.

Seperti dikisahkan Hakim salah satu anggota PMR MAN Purwodadi yang menjadi relawan PMI dalam upacara bendera di Alun - alun Purwodadi. Hakim, bersama timnya berkisah banyak suka duka menjadi relawan PMI.

“Suka dukanya? Dukanya, kadang sulit ketika ada orang sakit itu koordinasi dengan teman-teman. Terus angkat-angkatnya.  Kadang pengobatannya, kadang  juga panik  ketika menghadapi orang sakit,” kisahnya diiringan sahutan penjelasan dari teman di sebelahnya.

Kendati payah, Hakim  dan temannya mengaku bangga bisa ambil bagian menjadi tim kesehatan dalam upacara HUT RI ke-72 yang  diikuti oleh seluruh Muspika, Kapolsek, seluruh sekolah SD/MI sampai SMA, dan seluruh kepala desa beserta  perangkat desa se-Grobogan.

“Saya merasa puas dan ada rasa kebanggaan tersendiri karena bisa menolong orang lain yang kesusahan. Selain itu, menolong orang yang mendapat kesusahan kan dapat pahala, mas,”  imbuh Hakim kemudian.

Terpisah, Aripin, salah satu PMR unit SMK N 2 Purwodadi  mengatakan hal senada ketika di temui usai bertugas.

“Suka duka menjadi PMR? Yang pasti menambah wawasan, pengalaman, dapat teman baru. Dukanya? lebih banyak sukanya,” tutur siswa kelas 12 SMK N 2 Purwodadi sembari melempar senyum.

Aripin juga mengaku panik ketika dalam upacara peserta banyak yang sakit. Selain itu, siswa yang mengabil jurusan Otomotif ini baru pertama kali diterjunkan ke lapangan mendampingi peserta upacara di luar sekolahnya.

“Mengikuti kegiatan upacara di alun-alun ini gak bikin kapok. Ke depan ketika ada kegiatan upacara di alun -alun seperti ini lagi mudah-mudahan PMR bisa membantu,” imbuhnya.

Meskipun dalam keadaan gak enak badan, karena didorong tekat kuat untuk menolong orang yang sakit, capeknya jadi hilang. Ada rasa puas dan bangga karena bisa bermanfaat bagi orang lain.

Dari pantauan Koordinator lapangan, setidaknya ada 25 peserta upacara yang sakit ketika mengikuti upacara . Tsepuluh di antaranya harus ditandu karena tidak kuat berdiri dan berjalan

0 comments:

Posting Komentar