Grobogan – Suasana Alun-Alun Purwodadi berubah menjadi panggung simulasi kemanusiaan pada Sabtu, 10 Mei 2025. Ratusan pasang mata menyaksikan langsung aksi sigap para remaja dalam latihan gabungan yang digelar oleh Forum Palang Merah Remaja (Forpis) Kabupaten Grobogan. Bertajuk “Traveling Kepalangmerahan”, kegiatan ini menjadi ajang pembuktian bahwa generasi muda siap menjadi ujung tombak dalam aksi kemanusiaan.
Sebanyak 47 anggota
PMR dari berbagai sekolah menengah terlihat antusias mengikuti setiap rangkaian
kegiatan. Dengan semangat membara, mereka menyelami materi penting seputar
pertolongan pertama—mulai dari Kedaruratan Medis, Pembidaian, Penanganan
Pingsan, Penilaian Dini, hingga Pengenalan Obat-obatan dasar.
“Kami ingin mereka tidak hanya tahu teori, tapi juga terampil ketika dibutuhkan di lapangan,” tegas Tri Wahyu Febriana, Kasi SDM dan Relawan PMI Kabupaten Grobogan.
Lima Pos, Lima
Tantangan, Satu Misi Kemanusiaan
Latihan ini dikemas
dalam lima pos kegiatan yang menyajikan tantangan berbeda. Tiap pos
menghadirkan skenario realistis, melatih refleks dan kemampuan teknis peserta
secara langsung. Salah satu momen paling dramatis adalah saat simulasi
penanganan korban pingsan. Sorotan mata tertuju pada para peserta yang
menunjukkan kesigapan dan ketenangan luar biasa dalam menangani
"korban", seolah berada di situasi darurat sungguhan.
KSR Jadi Mentor, Ilmu
Mengalir Tanpa Sekat
Menambah kekuatan
pelatihan, anggota Korps Sukarela (KSR) turut andil sebagai mentor.
Mereka tak sekadar menyampaikan materi, tapi juga membimbing peserta dalam
praktik langsung. Kehadiran para relawan senior ini menjadi inspirasi nyata
bahwa kemampuan menyelamatkan nyawa adalah hasil dari latihan serius dan
dedikasi tinggi.
“Saya sangat terkesan
dengan semangat belajar adik-adik PMR. Mereka cepat tanggap dan tidak ragu
untuk bertanya,” ungkap salah satu anggota KSR yang menjadi pemateri.
Tak Sekadar Latihan,
Tapi Momen Membangun Persahabatan
Lebih dari sekadar
pembelajaran teknis, kegiatan ini juga menjadi ruang untuk mempererat tali
persahabatan antaranggota PMR lintas sekolah. Mereka berlatih bersama,
bercanda, berbagi cerita—menciptakan koneksi emosional yang memperkuat semangat
solidaritas.
“Kami ingin kegiatan
ini juga menjadi sarana mempererat persahabatan dan membentuk karakter peduli
sesama,” tambah Tri Wahyu.
Dari Simulasi ke Aksi
Nyata: PMR Siap Menjadi Garda Kemanusiaan
Damar Sekar,
salah satu peserta, mengaku mendapatkan banyak pelajaran berharga.
“Seru banget! Selain
dapat ilmu dari kakak-kakak KSR, saya juga senang bisa kenalan dengan
teman-teman dari sekolah lain. Ilmu ini sangat berguna di kehidupan
sehari-hari,” ucapnya penuh semangat.
Kegiatan ini menjadi
bukti bahwa pendidikan kemanusiaan bisa dikemas secara menarik, bermakna, dan
membekas. Dengan semakin terasahnya kemampuan para anggota PMR, diharapkan
mereka siap tampil di garis depan—memberi pertolongan, menyebar kepedulian, dan
membawa semangat kemanusiaan ke manapun mereka melangkah.
0 comments:
Posting Komentar