Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Grobogan menjadi Peserta
Latihan Gabungan (Latgab) Relawan PMI Koodinasi Wilayah (Korwil) 1 Jawa Tengah
pada 27-29 Desember 2024.
Kegiatan
yang diikuti 132 peserta dari 11 Kabupaten/Kota yaitu Kota Semarang, Kabupaten
Semarang, Kota Salatiga, Kendal, Demak, Kudus, Pati, Grobogan, Rembang, Blora,
dan Jepara ini bertempat di Politeknik Bina Transfusi Darah (Polbitrada) dan
Waduk Jatibarang Semarang.
Ketua
Paguyuban Korwil I PMI Jawa Tengah, Dr. dr. Awal Prasetyo, M.Kes., Sp.THT-KL,
MM(ARS), mengingatkan relawan untuk menjaga kesehatan dan kebugaran. Ia
menekankan bahwa relawan PMI harus profesional dan memiliki keterampilan yang
dibutuhkan.
“Niat
saja tidak cukup. Relawan harus memiliki kemampuan teknis dan menjaga stamina,”
ungkap Awal Prasetyo.
Ia juga
menyebutkan bahwa relawan yang sehat dan ramah lebih mudah mendapatkan
kepercayaan dari masyarakat yang ditolong.
Awal
menambahkan, ada dua nilai utama yang membedakan relawan PMI dengan lainnya:
kesadaran untuk melindungi kehidupan manusia dan keterampilan memberikan
pertolongan pertama yang efektif.
“Relawan
PMI harus mampu memberikan pertolongan dengan peluang hidup yang tinggi. Latgab
ini merupakan bagian dari peringatan Hari Relawan Nasional pada 26 Desember
yang diikuti ratusan relawan PMI di Waduk Jati Barang, Gunungpati, Kota
Semarang,” pungkasnya.
Sementara
Ketua PMI Provinsi Jawa Tengah, Sarwa Pramana, SH, MSI mengatakan bahwa relawan
harus mampu memberikan respon cepat dalam memberikan bantuan kepada korban
bencana.
“Jika
malam ini atau besok pagi diperlukan untuk mendirikan dapur umum, jangan
ditunda. Administrasi bisa diselesaikan belakangan, tetapi kebutuhan darurat
harus segera ditangani,” ungkap Sarwa.
Sarwa
menekankan pentingnya memastikan korban bencana mendapatkan kebutuhan dasar
seperti tempat tinggal yang layak dan fasilitas yang memadai.
“Jangan
biarkan korban, terutama anak-anak, kedinginan di tenda. Gunakan fasilitas
pemerintah yang lebih nyaman, terutama di musim hujan,” tegasnya.
PMI Jawa
Tengah, lanjutnya, juga memiliki tim khusus Water and Sanitation (Wash) yang
siap menyediakan fasilitas mandi, cuci, kakus (MCK), dan air bersih bagi korban
di pengungsian.
“Kami memiliki pelatih bersertifikat nasional yang siap menangani
kebutuhan sanitasi di lokasi bencana,” ujarnya.
Sarwa
juga berharap tidak terjadi bencana besar seperti jebolnya tanggul yang dapat
memicu banjir bandang.
“Jika
hanya banjir luapan, masyarakat masih bisa bertahan. Tapi jika tanggul jebol,
evakuasi besar-besaran harus segera dilakukan,” tambahnya.
0 comments:
Posting Komentar