JEPARA ñ Ratusan Korps Sukarela
(KSR) Palang Merah Indonesia (PMI) se-Korwil I Jawa Tengah dilatih penyelamatan
dalam air (water rescue) selama tiga hari, Jumat-Minggu (27-29/11), di Pantai
Bandengan, Jepara. Latihan gabungan (latgab) dengan materi dan praktik water
rescue dilakukan lantaran saat ini sudah memasuki musim hujan.
Sebanyak 150 peserta tersebut
mewakili 11 kabupaten/kota se-Korwil I Jawa Tengah. Yakni Kabupaten Jepara,
Kudus, Pati, Rembang, Blora, Geobogan, Demak, Kendal, Salatiga dan
Kabupaten/Kota Semarang. Sukarelawan tersebut akan dilatih instruktur dari
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Basarnas, TNI dan tim pelatih PMI
sendiri.
Ketua Panitia Pelaksana, Abdul
Khafid menerangkan, pelatihan hari pertama akan lebih banyak soal pengarahan.
Hari kedua akan diberikan banyak teori dan praktik koordinasi dalam penanganan
bencana banjir, maupun pertolongan pertama di air. Hari ketiga akan ditonjolkan
simulasi penanganan bencana.
”Tujuan pelathan ini memang
untuk persiapan bagi para relawan relawan untuk mengatasi bencana banjir,
maupun pertolongan di air lainnya seperti yang diakibatkan gelombang tinggi di
pantai,” terang Khafid.
Ketua Paguyuban PMI Korwil I
Jawa Tengah, Surahman menyampaikan, tiap tahun pelatihan penanganan musibah dan
bencana memang selalu diadakan, dan jenis pelatihan memang selalu berbeda.
Disesuaikan dengan kebutuhan. Benyaknya pelatihan dimaksudkan agar sukarelawan
terbiasa menangani bencana dan musibah sehingga tidak teradi kebingungan saat
penanganan.
Karena sukarelawan harus terjun
saat terjadi bencana di mana pun. ”Di usia ke-70 PMI, semua sukarelawan harus
tahu tugas masing-masing. KSR PMI harus profesional,” tandas Surahman.
Hal ini didasarkan pada kondisi
riil di lapangan di mana masih banyak sukarelawan yang tumpang tindih dalam
penanganan bencana. ”Mereka tidak tahu harus berposisi sebagai apa dan harus
berbuat apa, sehingga mulai saat ini, kita harus tahu secara pasti tugasnya.”
(adp-24)
0 comments:
Posting Komentar