iklan

iklan

Rabu, 26 Desember 2012

PMI BERSAMA BPBD SIMULASI TANGGAB DARURAT BENCANA

 Pendirian Tenda Pleton
 pemaparan materi Simulasi



 Buapeti Grobogan Bambang saat apel siaga

 TIM TRC terjun ke tempat bencana



 PMI dan Tim SAR mengevakuasi Korban

PMI Kabaupaten Grobogan, – Guna mengantisipasi ancaman bencana banjir yang kerap melanda beberapa Kecamatan di Kabupaten Grobogan setiap tahunnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Grobogan menyiapkan 31 personil tim SAR yang terdiri dari PMI Kabupaten Grobogan , Tagana,Rapi,Orari,Satpol PP dan Damkar. Untuk memastikan kesiapan, mereka menggelar simulasi penanggulangan bencana di Alun-Alun Purwodadi, Selasa (11/12).
Kabid Pencegahan, Kesiapsiagaan dan Pemadam Kebakaran BPBD Grobogan, Imam Basuki mengatakan, 31 personil diberi keterampilan teknis dalam mengoperasikan sarana dan prasarana penanggulangan korban bencana khususnya bencana banjir seperti perahu karet dan tenda barak.
“Itu semua untuk memastikan mereka siap ketika suwaktu-waktu ada panggilan darurat penanggulangan bencana yang saat ini mengancam, adalah bencana banjir”, katanya.

Imam menambahkan, sebanyak 15 kecamatan dari 19 kecamatan di Kabupaten Grobogan dinyatakan rawan bencana banjir. Pasalnya, Kabupaten Grobogan dilewati oleh 3 aliran sungai besar yaitu sungai Lusi, sungai Tuntang, dan sungai Serang, yang kerap kali meluap saat datang hujan deras.
“Penyebab banjir di Grobogan itu penyebab utamanya karena luapan arus sungai dari 3 sungai besar yang melintasi Grobogan yaitu Lusi, Tuntang dan Serang. Ketiga sungai tersebut sering meluap ketika hujan deras sehingga membanjiri perumahan warga yang ada di sekitarnya”, tambahnya.
15 Kecamatan yang rawan bencana banjir, Imam menjelaskan, yaitu Kecamatan Purwodadi, Grobogan, Brati, Klambu, Godong, Gubug, Tegowanu, Karangrayung, Penawangan, Toroh, Geyer, Pulokulon, Kradenan, dan Ngaringan.
“Untuk kecamatan Geyer dan Toroh itu justru ancamannya banjir bandang yang datang dari aliran sungai hutan. Sementara Kecamatan yang relatif lebih aman yaitu Tanggungharjo, Kedungjati, Wirosari, dan Gabus”, jelasnya.
Selain untuk melatih kesiapan personil tim SAR, pelatihan ini juga dimaksudkan agar setiap personil mengetahui tugas dan fungsinya dalam proses penanggulangan bencana. Dengan begitu maka ketika terjadi bencana banjir pada khususnya, personil akan bekerja dengan cepat. Guna menunjang penanganan bencana banjir, BPBD Grobogan sudah menyiapkan berbagai alat diantaranya perahu karet, tenda barak, tenda aju, pelampung, dan logistik. Namun hingga saat ini, seluruh peralatan tersebut terbilang masih sangat minim.
“Sejauh ini kami baru mempunyai 4 perahu karet, 2 tenda pleton, tenda aju, beberapa pelampung untuk tim, dan stok logistik berupa selimut. Namun kami masih mengusahakan agar ada penambahan perlengkapan lagi”, terangnya.
Dari hasil simulasi tersebut, diambil contoh terjadi kebanjiran di suatu Desa. Oleh Kepala Desa setempat, kemudian dilaporkan kepada Kecamatan dan diteruskan ke BPBD Grobogan. Oleh BPBD kemudian memerintahkan Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk mengetahui keadaan warga di lokasi kejadian banjir dan PMI Kabuapten Grobogan melakukan Pertolongan Pertama dan mengirim TIM Ambulance.
“TRC memotret keadaan desa dan warganya. Kemudian memanggil tim SAR jika mengharuskan mengevakuasi warga karena kondisi banjir yang tinggi dan tidak memungkinkan bagi warga untuk tinggal di rumahnya”, lanjut Imam.
Dalam simulasi penanggulangan banjir itu juga, korban yang terseret arus dan harus mendapatkan penanganan medis kemudian dilarikan ke rumah sakit. Sementara tim SAR terus melakukan penyisiran lokasi banjir hingga dipastikan seluruh warga dalam kondisi aman.( SUARA MERDEKA )

0 comments:

Posting Komentar