This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

iklan

iklan

Selasa, 06 Maret 2018

LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN PMR WIRA








Pada tanggal 13 – 14 Jauari 2018, Forpis PMI Kabupaten Grobogan, mengadakan kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) Palamg Merah Remaja (PMR) Wira bagi pengurus PMR siswa jenjang SMA/SMK dan MA Sekabupaten grobogan  di Cindelaras, Obyek Wisata Desa Bandungharjo Kecamatan Toroh.
Walaupun tidak semua sekolah ada ekskur PMR, tetapi kegiatan ini tetap diikuti oleh 11 sekolah yang terdiri dari 110 siswa dan 11 pendamping.
LDK PMR kali ini dibuat berbeda dengan LDK yang pernah diadakan pada tahun sebelumnya. Kegiatan kali ini mendapat dukungan penuh dari PMI Kabupaten Grobogan, kecuali sesi sharing seputar kegiatan PMR di sekolah menggantikan sesi Uji Tanda Kecakapan PMR, karena memang kondisi tidak semua sekolah ada ekskur PMR  yang melaksanakan Uji Tana kecakapan disampaikan oleh Lavemia (Koordinator PMR Se-Kabupaten Grobogan).
Banyak pengalaman dan pengetahuan tambahan yang didapat para siswa. Hal ini tentu saja membuat antusias seluruh peserta, mereka tidak mau ketinggalan materi, sehingga selalu menyimak dan mengikuti pelatihan dengan baik.
Kegiatan semakin seru dan asyik, karena selama kegiatan berlangsung peserta harus menyediakan makanan sendiri dengan memasak menu makanan sesuai dengan bahan yang sudah disiapkan oleh panitia. Banyak hal yang didapat  dari kegiatan ini, diantaranya kemandirian, belajar tanggung jawab, rela berkorban dan banyak hal-hal positif yang dapat dipelajari dan dipetik dari setiap sesi yang diikuti. Keberanian dan kemandirian juga diperoleh dari materi Safer acces dan kode of condak, dimana setiap peserta di latih untuk simulasi mengirim bantuan kenegera yang penuh konflik
Selamat melanjutkan dan menerapkan hasil pelatihan di praktik kehidupan sehari-hari dan membagikan pengetahuan serta pengalaman kepada teman-teman yang lain. Mari menjadi PMR sejati sedia menolong dan membantu dengan tulus hati. (STY)

Deteksi Sumber Air Dalam Tanah




Add caption

Semakin meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia meningkat pula keperluan air bersih untuk keperluan sehari-hari. Namun hingga sekarang belum semua masyarakat dapat menikmati air bersih secara layak, karena belum semua warga memiliki saluran air bersih. Kemampuan penyediaan air bersih untuk kehidupan sehari-hari bagi manusia adalah hal yang sangat penting,  Air, tanah dan manusia adalah hal yang tidak dapat dipisahkan.
Ketersediaan air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari merupakan masalah yang cukup pelik, baik pada musim penghujan maupun musim kemarau, warga memperoleh air bersih dari mata air yang dialirkan ke warung air, dan warga memperoleh dengan membeli air. Hal ini karena kondisi fisik wilayahnya berupa perbukitan dengan batuan yang keras, batu padas, sehingga tidak mudah bagi penduduk untuk membuat sumur. Selain itu air sering kali mengandung bakteri/ mikro organisme lainnya. Air yang mengandung bakteri/ mikro organisme tidak dapat langsung digunakan sebagai air minum, tetapi harus direbus dahulu. Pada batas tertentu air minum diharapkan mengandung mineral agar terasa segar pada waktu di minum.
Air bersih adalah air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak terlebih dahulu (DepKes RI, 2002). Peningkatan kuantitas air adalah syarat kedua setelah kualitas, karena semakin maju tingkat hidup seseorang meningkat pula kebutuhan air dari masyarakat tersebut.
Di musim penghujan tidak sulit mendapatkan air, terutama buat penduduk yang belum memiliki jaringan air bersih dari perusahaan air minum daerah setempat atau HIPPAM desa dan mereka yang memanfaatkan air sumur, terkadang tidak begitu jernih apalagi bersih, tetapi ada juga sebagian orang yang tinggal diperkotaan ingin mendapatkan air dari sumur dan pemilihan masyarakat yang agak simple seperti sumur bor karena tidak memerlukan diameter lubang sumur yang besar seperti sumur sumur konvensional yang besar dan dalam tapi cuma sebatang pipa yang menonjol dan di pasang keran air atau dipasang pompa air, inilah yang disebut sumur bor,
Sumur yang dihasilkan dengan jalan memasukan pipa kedalam tanah dan mata bor pada titik titik tertentu yang dianggap memiliki sumber mata air. Kegagalan sering terjadi tidak ditemukannya sumber mata air artinya pipa tidak menyemburkan air ketas walau kedalaman pipa yang dimasukan kedalam bumi / tanah sudah lumayan dalam mungkin 15 meter atau 20 meter dan bahkan lebih dalam dari 50 meter. Untuk membuat sumur  yang baik secara kesehatan dan sanitasinta perlu diperhatikan hal-hal berikut ini:
·          Pemilihan lokasi sumur yang baik
1.    Tidak berdekatan dengan wc / toilet / kamar mandi agar tidak terjadi kontaminasi saluran pembuangan dengan jaringan sumur air tanah. Jarak yang tepat untuk memisahkan antara lubang sumur air yang akan dibuat dengan toilet yang terdekat adalah minimal 5 meter jika tanah di sekitar lokasi adalah tanah liat dan minimal 10 – 20 meter jika tanahnya berpasir.
2.      Konstruksi sumur air yang sesuai standar kesehatan
3.    Membuat dinding tembok bagian atas pada jarak 3 meter dari permukaan tanah agar tidak terjadi perembesan air dari permukaan tanah yang akan merusak dan mengkontaminasi kualitas air bersih.
4.    Pada bagian atas sumur konvensional/sumur bor diberi tutup supaya tidak kemasukan kotoran yang bisa merusak air yang bersih menjadi kotor.
5.    Gunakan kaporit sebagai disinfektan dengan takaran dosis 1 gram per 100 liter untuk membunuh kuman dan bakteri yang merugikan kesehatan tubuh kita jika menggunakan ember atau timba
Air tanah merupakan air tawar yang biasanya terletak di dalam pori-pori antara bebatuan dalam dan tanah. Air tanah mempunyai simpanan yang lebih besar dibandingkan dengan air permukaan. Input dari air tanah biasanya berasal dari tangkapan air hujan sedangkan untuk outputnya berupa mata air, air tanah yang tersimpan sekaligus mengalir dalam suatu wadah yang kedap (permeable) yang disebut akuifer, yaitu suatu unit geologi yang dapat menyimpan dan mengalirkan air dalam jumlah tertentu. Akuifer pada umumnya adalah pasir dan kerikil yang tidak padu (unconsolidated matrial), serta batuan sedimen poros seperti batuan pasir, batuan vulkanik yang telah lapuk dengan banyak retakkan pun dapat diklasifikasikan sebagai akuifer. Berikut ada tips sederhana dari orang orang yang biasa bergelut pada pekerjaan membuat sumur bor, mereka menggunakan teknik analisa lapangan dahulu sebelum melakukan pengeboran. Teknik sederhana ini mudah di lakukan oleh siapapun, dan salah satu tips alami tanpa menggunkan teknologi yang canggih.
·         Teknik menentukan titik sumber mata air sumur bor dengan menggunakan garam
      Garam tidak harus garam beryodium, garamnya ditaburkan de lokasi di sekitar lahan  tanah yang di indikasi memiliki sumber mata air. Kira – kira jam 7 atau jam 8 malam letakanlah 1 – 2 genggam garam dan tutup rapat dengan kaleng bekas susu yang sebagian sisinya terbuka dan bagian sisinya tertutup. Pada  tempat yang akan digali atau di bor. kemudian pada pagi harinya silahkan lihat garam tersebut, jika habis atau tinggal sedikit berarti pada titik tsb ada sumber airnya.  Jika perlu taruhlah garam dan kaleng tersebut pada beberapa titik sekaligus dan lihatlah pada titik mana yang garamnya paling sedikit.
·         Tehnik daun pisang/daun keladi/tempurung kelapa menentukan titik sumber mata air bor.
      Teknik ini adalah uji kelembapan pada daerah yang di duga memiliki sumber air di dalam tanah, teknik ini sederhana dan bukan Teknik mbah dukun yang seperti dugaan masyarakat selama ini, caranya adalah ambillah beberapa lembar daun pisang dan taruhlah pada beberapa titik yang akan di bor atau digali pada sekita jam 9 atau jam 10 malam, pagi harinya silahkan lihat embun yang menempel pada daun pisang tersebut (pada bagian bawah daun tadi), semakin banyak embun yang menempel semakin banyak debit air bawah tanah tersebut. Namun jika daunnya tetap kering berarti tidak ada sumber air di bawah daun tersebut jadi harus dicari lokasi lain sampai tepat.
·         Teknik menggunakan kawat tembaga (dowsing rods)
      Siapkan 2 batang kawat tembaga panjang @50cm diameter 3mm, 2 selang stainless @10cm diameter dalam 5mm . Kedua kawat dibengkokan 90 derajat dengan pembagian 40 cm dan 10 cm. Bagian kawat 10 cm dimasukan ke selang stainless. Genggam kedua selang stainless masing-masing dengan tangan kanan dan kiri setinggi pinggang dengan kedua kepalan tangan dirapat sejajar. Berjalan maju maupun mundur, dengan posisi mengenggam kedua selang stainless pusatkan perhatian pada tanah yang dilalui, sambil merasakan gerakan ujung kedua kawat tembaga jika kedua kawat saling lurus sejajar, petanda tempat tersebut dibawahnya tidak ada sumber air. Apabila kedua kawat saling menyilang, maka petanda pada titik tersebut didalam tanah sumber air. Untuk memastikannya, coba mundur beberapa langkah dan maju beberapa langkah sambil mengenggam kedua selang stainless untuk memastikan apakah pada titik tersebut posisi kawat akan saling silang.
      Langkah berikutnya, jalan dari arah berlawanan untuk memastikan titik tersebut benar-benar memiliki sumber air. Jika kedua kawat pada titik yang sama bersilangan, maka kita bisa membuat tanda pada titik tersebut untuk bor, lakukan hal yang sama beberapa kali untuk memeastikan lokasi  sumber air begitupun hal yang sama pada titik sumber air di lahan yang lain.


pencarian di Desa Kandangan Kec.Purwodadi kabupaten Grobogan
SALAH SATU CARA SEDERHANA MENDETEKSI SUMBER AIR TANAH


Selain cara sederhana dan cukup dengan bahan – bahan sekitar kita ada pula deteksi sumber air dengan cara yang lebih modern, dan cara ini menggunaka bahan dan alat yang harus di operasikan oleh tenaga ahli namun begitu hasil deteksi lebih akurat dan dapat di andalkan, hasilnyapun mencakup data – data kedalaman sumber air.
Uji ini biasanya di gunakan untuk pengeboran sumber air yang dapat di konsumsi oleh banyak pemanfaat air disekitarnya, adapun jenis uji sumber air itu adalah
·         Uji Geolistrik

Uji ini untuk mengetahui karakteristik lapisan batuan bawah permukaan sampai kedalaman sekitar 300 m sangat berguna untuk mengetahui kemungkinan adanya lapisan akuifer yaitu lapisan batuan yang merupakan lapisan pembawa air. Umumnya yang dicari adalah ‘confined aquifer’ yaitu lapisan akuifer yang diapit oleh lapisan batuan kedap air (misalnya lapisan lempung) pada bagian bawah dan bagian atas. ‘Confined’ akifer ini mempunyai ‘recharge’ yang relatif jauh, sehingga ketersediaan air tanah di bawah titik bor tidak terpengaruh oleh perubahan cuaca setempat.
Geolistrik ini bisa untuk mendeteksi adanya lapisan tambang yang mempunyai kontras resistivitas dengan lapisan batuan pada bagian atas dan bawahnya. Bisa juga untuk mengetahui perkiraan kedalaman ‘bedrock’ untuk fondasi bangunan. Metoda geolistrik juga bisa untuk menduga adanya panas bumi (geotermal) di bawah permukaan. Hanya saja metoda ini merupakan salah satu metoda bantu dari metoda geofisika yang lain untuk mengetahui secara pasti keberadaan sumber panas bumi di bawah permukaan
Salah satu tekhnik untuk menentukan titik pengeboran dengan lokasi yang memiliki cekung air/sumber air yang banyak (akuifer) adalah dengan metoda Geolistrik. Metoda ini memerlukan lahan untuk dilakukan survey yang cukup luas untuk mencari cekungan air (akuifer) di dalam tanah. Dengan menggunakan teknik resistivity maka dapat ditentukan tahanan yang disesuaikan dengan kontur tanah/jenis batuan yang merupakan sumber air. Sehingga dapat ditentukan kedalaman yang ideal untuk mencapai air yang cukup banyak dan kualiatas yang baik. Dikarenakan Peralatan geolistrik ini cukup mahal, maka setiap pengeboran melakukan survey terlebih dahulu. Kegiatan survey geolistrik ini bisa memperoleh informasi keadaan tanah hingga 150 meter. Survey geolistrik ini juga dapat digunakan untuk mengetahui kandungan mineral lainnya yang terdapat diperut bumi seperti batu andesit, pasir,  bijih besi, batubara, emas dan kandungan mineral lainnya. aat ini karena peralatan geolistrik semakin baik dengan dukungan peralatan makin canggih maka jasa survey akan bisa lebih cepat dilaksanakan dan debit kandungan air dan mineralnya pun dapat bisa dihitung sehingga lebih memudahkan para pengusaha untuk menghitung RAB dan kemungkinan layak tidaknya suatu lokasi untuk di eksplorasi kandungan air maupun mineralnya.
 ALAT YANG DIGUNAKAN UNTUK UJI GEOLISTRIK 



·         Uji Geoelektromagnetik – Satelite Scan
Penentuan titik pengeboran dengan metoda geo electromagnetic satellite scan (metode belah bumi) lebih akurat dibandingkan dengan menggunakan peralatan Geolistrik. Karena metode ini mampu melacak :
1.    Lebar Sungai Bawah Tanah
2.    Arah Aliran Sungai Bawah Tanah
3.    Membaca hingga kedalaman 400 mtr dibawah tanah
4.    Mengetahui Struktur Tanah secara detail
5.    Mengetahui frekuensi Aliran Air tanah
6.    Mengetahui kedalaman Jalur Sungai Bawah Tanah

7.    Mengetahui Conductivity Struktur Tanah



Akurasi ketepatan geolistrik hanya 50% sedangkan Geo Electromagnetic Satellite Scan 90% Seringkali Clay basah dibaca air oleh peralatan Geolistrik. Geo Electromagnetic Satellite Scan hanya membaca air yang mengalir di dalam tanah sehingga untuk pengeboran jarang sekali mengalami air kering setelah proses pengeboran selesai.


Eksplorasi Air Tanah 
Di Dusun Geri, Desa Kandangan, 
Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan 
Dengan Metode Geolistrik Resistivitas 2D 
                            






1. Pendahuluan 



1.1       Umum
Untuk mengetahui potensi air tanah, dalam hal ini mengetahui letak dan penyebaran lapisan pembawa air tanah (akuifer), maka perlu dilakukan studi pengukuran geolistrik tahanan jenis (resistivitas). Hasil pengukuran ini diharapkan dapat memberikan informasi potensi air tanah baik dangkal maupun dalam.
1.2       Maksud dan Tujuan
Maksud pengukuran geolistrik resistivitas adalah sebagai berikut :
1.       Mengetahui letak dan kedalaman perlapisan batuan sebagai lapisan pembawa air atau akuifer.
2.       Mengetahui penyebaran lapisan yang berfungsi sebagai pembawa air atau akuifer, khususnya air tawar di lokasi eksplorasi dan sekitarnya.
Tujuan pengukuran geolistrik resistivitas ini adalah menentukan titik rekomendasi sumur bor dan penggambaran kondisi bawah permukaan titik rekomendasi sumur bor tersebut.
1.3      Lokasi Studi Geolistrik
Lokasi studi geolistrik resistivitas 2D ini terletak di Dusun Geri, Desa Kandangan, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan.



Text Box:



















Gambar 1 Peta Lintasan Geolistrik Resistivitas 2D
1.4            Ruang Lingkup Pekerjaan
Studi geolistrik resistivitas 2D ini, meliputi:
1.       Orientasi lapangan serta pengamatan kondisi geologi dan hidrogeologi.
2.       Perencanaan lokasi lintasan dua dimensi.
3.       Pengukuran geolistrik.
4.       Pengolahan data dan interpretasi.
5.       Penyusunan laporan.
Secara diagram, metodologi penelitian dapat dilihat dalam gambar 2.

 
















Gambar 2 Diagram Alir Studi Geolistrik Resistivitas 2 Dimensi

1.5            Peralatan
       Peralatan yang digunakan dalam pengukuran geolistrik, meliputi :
1.         Alat tahanan jenis meter Martiel Geophysics          
2.         Kabel arus dan potensial, @ 2 unit
3.         Elektroda arus dan potensial, @ 2 unit
4.         Palu geologi
5.         Alat komunikasi HT 8 unit
6.         Global Positioning System (GPS) Garmin 76 Csx
Gambar 3 Resistivitimeter Model Martiel Geophysics
1.6            Waktu Pelaksanaan
Akusisi data dilaksanakan pada 30 Januari 2018. Akusisi, pengolahan, interpretasi data hingga pelaporan studi geolistrik membutuhkan waktu selama 7 hari.

1.7            Hidrogeologi Lokasi Eksplorasi
Lokasi eksplorasi didominasi oleh aluvium endapan rawa, terutama terdiri dari lempung dan pasir halus.
Potensi akuifer termasuk produksi sedang, penyebaran setempat dengan keterusan rendah sampai sedang. Akuifer dangkal, tidak menerus, tipis dengan keterusan rendah sampai sedang. Debit sumur umumnya kurang dari 5 liter/detik.


 
Gambar 4 Peta Hidrogeologi Lokasi Eksplorasi






2.  Studi Geolistrik Tahanan Jenis
 






2.1  Gambaran Umum Geolistrik Tahanan Jenis
Bila arus listrik searah dialirkan melalui suatu medium maka perbandingan antara perbedaan potensial (V) yang tejadi dengan arus (I) yang diberikan adalah tetap dan besarnya tetapan ini tergantung dari medium tersebut. Tetapan ini disebut tahanan (R), yang dinyatakan dalam hubungan matematis sebagai:
 (Ohm)
Tahanan jenis (ρ) dinyatakan sebagai:
ρ=R x K (Ohm m)
Di mana K adalah konstanta geometris (konfigurasi Wenner: K=2 x π x a).
Susunan elektroda menurut Wenner pada prinsipnya terdiri atas 2 elektroda arus dan potensial (gambar 5).
 









Gambar 5 Dua Elektroda Arus Dan Potensial Di Permukaan Bumi
2.2  Akusisi Data Lapangan
Panjang lintasan dua dimensi adalah 720 meter dengan kedalaman mencapai 120 meter. Jarak antar titik pengukuran adalah 20 meter, dengan jumlah lapisan semu mencapai 12 lapisan.  Ilustrasi akusisi data konfigurasi dua dimensi dapat dilihat pada gambar 6.
Gambar 6 Desain Akusisi Data Konfigurasi 2 Dimensi
        2.3  Pengolahan Data
Pengolahan data meliputi input data tahanan jenis, diolah dengan perangkat lunak RES2DINV. Pada penelitian ini, jumlah data tahanan jenis semu yang dimasukkan adalah 145 data. Data – data tersebut diolah menggunakan perhitungan matematis, sehingga muncul penggambaran penampang geolistrik antara data semu dan data hasil perhitungan. Dari kedua penampang tersebut, diinversi kembali hingga menemukan data tahanan jenis yang sebenarnya. Hasil pengolahan data dua dimensi berupa penampang distribusi tahanan jenis di bawah permukaan.
2.4  Interpretasi Data
Data hasil pengolahan diinterpretasikan dan dikaji berdasarkan kondisi geologi dan hidrogeologi lokasi studi. Data geologi berguna sebagai data penunjang untuk mengetahui kondisi regional batuan di daerah tersebut. Data hidrogeologi berguna sebagai data penunjang untuk mengetahui lapisan pembawa air (akuifer) di lokasi penelitian. Hasil akhir yang diharapkan adalah penampang tahanan jenis bawah permukaaan, untuk mengetahui struktur lapisan tanah di kedalaman, terutama lapisan pembawa air atau akuifer.


3.  Analisa Data  


Lempungan diperkirakan memiliki nilai tahanan jenis 1 – 5 Ohm meter, sisipan pasir halus 5 – 10 Ohm meter serta lempung pasiran 10 – 20 Ohm meter.
Terdapat 2 titik rencana bor, yaitu titik rencana bor 01 (49 M UTM; X 0495856; Y 9212025) terletak di pojok kebun utara dan titik rencana bor 02 (49M UTM; X 0495824; Y 9211903) terletak di kebun selatan tikungan.
Dari hasil penggambaran lintasan 2D, kondisi bawah permukaan didominasi oleh lempungan, tidak ditemukan prospek akuifer sehingga tidak direkomendasikan adanya sumur dalam.
Apabila dikaji secara vertikal (gambar penampang lengkap pada lampiran), kondisi bawah permukaan titik rencana bor 01 dapat dilihat pada tabel berikut :
No
Ketinggian
(m dpl)
Kedalaman
(m)
Lapisan Batuan
Konfigurasi
Warna
1
37 – 4
0 – 33
Dugaan Lempungan
 
2
4 – (-13)
33 – 50
Dugaan Lempungan
 
3
(-13) – (-36)
50 – 73
Dugaan Lempungan
4
(-36) – (-56)
73 – 93
Dugaan Lempungan
5
(-56) – (-83)
93 - 120
Dugaan Lempungan
            Berdasarkan hasil interpretasi di atas, tidak terdapat prospek akuifer di kedalaman sehingga tidak direkomendasikan adanya sumur dalam.


Apabila dikaji secara vertikal (gambar penampang lengkap pada lampiran), kondisi bawah permukaan titik rencana bor 02 dapat dilihat pada tabel berikut :
No
Ketinggian
(m dpl)
Kedalaman
(m)
Lapisan Batuan
Konfigurasi
Warna
1
38 – 14
0 – 24
Dugaan Lempungan
     
2
14 – (-10)
24 – 48
Dugaan Lempungan
3
(-10) – (-24)
48 – 62
Dugaan Lempungan
4
(-24) – (-50)
62 – 88
Dugaan Lempungan
5
(-50) – (-82)
88 – 120
Dugaan Lempungan
            Berdasarkan hasil interpretasi di atas, tidak terdapat prospek akuifer di kedalaman sehingga tidak direkomendasikan adanya sumur dalam.
         Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, mengingat tidak adanya prospek akuifer di kedalaman, dapat digunakan pemanfaatan air permukaan yaitu mata air, embung atau air sungai.








4. Kesimpulan 



Dari studi geolistrik resistivitas 2D yang telah dilakukan maka dihasilkan kesimpulan :
1.       Lokasi eksplorasi didominasi oleh aluvium endapan rawa, terutama terdiri dari lempung dan pasir halus.
2.       Potensi akuifer termasuk produksi sedang, penyebaran setempat dengan keterusan rendah sampai sedang.
3.       Terdapat 2 titik rencana bor, yaitu titik rencana bor 01 terletak di pojok kebun utara dan titik rencana bor 02 terletak di kebun selatan tikungan.
4.       Dari hasil penggambaran lintasan 2D, kondisi bawah permukaan didominasi oleh lempungan, tidak ditemukan prospek akuifer.
5.       Mengingat tidak adanya potensi air tanah di kedalaman yang layak untuk air bersih, tidak direkomendasikan adanya sumur dalam.
6.       Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, dapat digunakan pemanfaatan air permukaan yaitu mata air, embung atau air sungai.   



Daftar Pustaka 




Lilik Hendrajaya, 1990, Geolistrik Tahanan Jenis, Laboratorium Fisika Bumi Jurusan Fisika FMIPA ITB, Bandung
Said & Sukrisno, 1986, Peta Hidrogeologi Indonesia Lembar Semarang (Jawa), Direktorat Geologi Tata Lingkungan, Bandung








Lampiran Dokumentasi Eksplorasi


                                                        Gambar 7 Akusisi Data Geolistrik 2D

                                                                       Gambar 8 Titik Rencana Bor 01


Gambar 9 Bentangan Lintasan